Minggu, 15 Mei 2022

7 Jenis Kanker yang Dipicu oleh Kebiasaan Mengonsumsi Alkohol

Riset menunjukan bahwa konsumsi alkohol dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker pada seseorang. Semakin banyak kita mengonsumsi alkohol maka semakin besar pula angka risiko yang akan terjadi.

Alkohol merupakan istilah umum yang dipakai merujuk pada etanol atau etil alkohol, zat kimia ini biasanya ditemukan dalam bir, wine, dan minuman keras lainnya namun bisa ditemukan pada obat-obatan, obat kumur, produk rumah tangga, dan minyak esensial (cairan beraroma yang diambil dari tanaman).

Sebuah studi terbaru menemukan adanya hubungan erat bahwa terlalu banyak mengonsumsi alkohol dapat menyebabkan setidaknya tujuh jenis kanker. Pada studi ini juga dikemukakan bahwa peminum berat memiliki risiko tertinggi, sedangkan orang dengan kadar minum dibawahnya atau rendah dan sedang memiliki risiko yang lebih rendah namun tetap berisiko dibandingkan orang yang tidak mengonsumsi alkohol sama sekali.

Kanker merupakan kondisi dimana sel-sel jaringan tubuh tumbuh secara masif. Sel yang  tidak normal ini kemudian berubah menjadi sel kanker dan dapat tumbuh ke jaringan lain disekitarnya. Pada korelasi antara alkohol sebagai salah satu faktor pencetus kanker, terdapat beberapa kemungkinan yang menyebabkan mengapa dua hal tersebut berkaitan antara lain :

 

  1. Metabolisme atau pencernaan etanol dalam minuman beralkohol menjadi asetaldehida, yang merupakan bahan kimia beracun dan bisa menjadi karsinogen bagi manusia.Asetaldehida dapat merusak baik DNA dan protein dalam tubuh.
  2. Alkohol menghasilkan sejenis oksigen reaktif (molekul kimia reaktif yang mengandung oksigen) yang berpotensi merusak DNA, protein, dan jaringan lipid (lemak) melalui proses yang disebut oksidasi.
  3. Alkohol juga digadang bisa mempengaruhi kemampuan tubuh untuk mencerna dan menyerap berbagai nutrisi yang masuk dalam tubuh seperti vitamin A, vitamin B kompleks, seperti folat, vitamin C;,vitamin D, vitamin E  dan karotenoid.
  4. Konsumsi alkohol yang berlebih juga bisa meningkatkan kadar estrogen, hormon seks terkait dengan risiko kanker payudara.

 

 

Sebuah studi yang dilakukan oleh Profesor Jennie Connor, PhD, dari University of Otago, Dunedin, Selandia Baru, menemukan bukti yang cukup untuk menyimpulkan bahwa mengonsumsi alkohol dapat meningkatkan risiko kanker pada area tubuh yang bersentuhan langsung dengan alkohol dan dapat merusak DNA, perubahan DNA atau rusaknya DNA diketahui merupakan penyebab kanker. Jennie Connor telah meneliti dan melakukan studi mengenai korelasi antara alkohol dan kanker selama 10 tahun terakhir.

Pada penelitian yang dipublikasikan melalui scientific journal Addiction, disebutkan ada 7 bagian tubuh yang rentan terkena kanker terkait dengan kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol, antara lain:

 

  1. Mulut dan tenggorokan
  2. Kerongkongan
  3. Laring, atau pita suara
  4. Hati
  5. Usus besar
  6. Dubur / rektum
  7. Payudara

 

Kanker pada mulut, kerongkongan, laring dan faring lebih sering ditemukan pada peminum alkohol daripada mereka yang non-alkohol. Perokok yang juga peminum berat memiliki risiko terbesar pada jenis kanker ini.Alkohol merupakan pemicu terbesar dari kanker hati dengan mempengaruhi kemampuan untuk mencerna karsinogen yang masuk dan mengiranya bukan zat berbahaya.

Alkohol dapat memicu kanker payudara berdasarkan tingkat seseorang mengonsumsinya. Perempuan yang mengonsumsi 1 takaran alkohol perhari akan memiliki risiko terkena kanker yang cukup kecil namun bagi perempuan yang mampu meminum 2-5 takaran alkohol perhari dapat memiliki risiko 1,5 kali lebih tinggi dari mereka yang sama sekali tidak mengonsumsi alkohol.

Hubungan alkohol dapat memicu kanker usus besar dan rektum lebih pada fakta bahwa peminum berat cenderung memiliki tingkat asam folat yang rendah.

Studi lainnya mengenai keterkaitan alkohol dengan kanker adalah dapat memicu kanker pankreas namun belum dapat dijelaskan dengan baik. Namun asumsi yang beredar adalah konsumsi alkohol yang berlebihan dapat memicu pankreatitis kronis dan cirrhosis yang dapat meningkatkan risiko terkena kanker pankreas.

Related Posts