Minggu, 15 Mei 2022

5 Tahapan Penyakit Parkinson

Penyakit Parkinson sangat bisa memengaruhi penderitanya di berbagai aspek kehidupan. Tidak semua penderita akan mengalami semua gejala yang sama, atau mengalami gejala dengan urutan yang sama. Meski begitu, ada pola atau tahapan yang jelas dari penyakit Parkinson.

Tahapan atau skala Parkinson ini ada yang didasarkan pada tahapan Hoegn dan Yahr yang pertama diperkenalkan pada tahun 1967, yaitu skala yang digunakan untuk menilai bagaimana performa motoric. Metode lainnya berdasarkan Unified Parkinson’s Disease Rating Scale (UPDRS), metode ini tidak hanya memasukan performa motorik, tapi juga fungsi mental dan interaksi sosial. Namun secara umum ada 5 tahapan yang terjadi pada penderita penyakit Parkinson.

Tahap 1

Pada tahap satu ini, gejala yang muncul sangatlah minim dan belum terlalu mengganggu aktivitas sehari-hari, sehingga sering kali tidak disadari atau dianggap remeh. Biasanya bentuk gejala yang timbul adalah tremor/gemetar ringan pada tangan atau kaki atau pada satu sisi anggota tubuh. Bisa juga mulai kehilangan kesimbangan, mulai sulit melakukan ekspresi wajah dan postur tubuh menjadi aneh tapi tetap hanya pada satu sisi tubuh. Biasanya hal ini baru disadari oleh orang terdekat dari penderita yang memang sering memerhatikan penderita.

Tahap 2

Di tahap ini, gejala yang dialami semakin buruk. Tremor, kaku atau sulit bergerak dan gejala lainnya mulai memengaruhi kedua sisi tubuh. Kesulitan berjalan, kesulitan menjaga keseimbangan dan postur tubuh yang buruk menjadi sangat terlihat. Pada tahap ini penderita masih bisa berkaktivitas secara mandiri namun memang proses mengerjakan kegiatan sehari-hari menjadi lebih sulit.

Tahap 3

Ini adalah tahap tengah pergerakan penyakit ini yang bisa dibilang sebagai titik balik. Benar-benar kehilangan keseimbangan saat berdiri atau berjalan, kehilangan reflek tubuh, juga bergerak sangat lambat adalah gejala pasti dari fase ini. Bahkan terjatuh adalah hal yang sering terjadi. Meski penderita masih bisa bergerak sendiri, namun akan makin sulit melakukan aktivitas dasar sehari-hari seperti makan dan memakai baju. Pengobatan secara medis dan terapi secara rutin sudah sangat dibutuhkan dan kemungkinan besar akan bisa mengurangi gejala-gejala di tahap 3 ini.

 

Tahap 4

Jika sudah memasuki tahap 4 ini, berarti gejala yang dialami penderita sudah semakin parah dan sangat membatasi kemampuan geraknya. Gejala tremor biasanya berkurang dari tahap sebelumnya, tapi penderita sudah kesulitan untuk bisa berdiri dan berjalan tanpa adanya batuan, tapi masih mungikin bisa berdiri atau berjalan bila melakukan terapi dan menggunkan alat bantu jalan. Namun, penderita sudah tidak bisa beraktivitas secara mandiri, dia memerlukan bantuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari seperti makan, mandi, berganti pakaian dan lainnya.

 

Tahap 5

 

 

Pada tahap akhir ini kondisi penderita sudah semakin parah. Penderita sudah benar-benar tidak bisa mengurus diri sendiri dan sudah tidak bisa berdiri atau berjalan sama sekali. Hal ini disebabkan oleh serangan kaku yang ganas pada kaki sehinga sering merasa beku atau tidak bisa bergerak saat berdiri. Alhasil menderita umumnya membutuhkan kursi roda dan sudah tidak bisa berdiri tanpa terjatuh. Biasanya jika sudah ada di tahap ini, penderita membutuhkan perawatan yang intensif dari perawat atau orang terdekat.

Pada tahap ini, penderita juga sangat mungkin mengalami halusinasi dan delusi. Halusinasi terjadi saat mereka melihat benda atau sosok yang sebenarnya tidak ada. Sedangkan delusi terjadi saat mereka mempercayai sesuatu sebagai hal yang benar padahal kenyataannya hal itu tidak benar. Meski pun sudah dibuktikan bahwa apa yang dia percayai benar itu adalah tidak benar, sang penderita tetap tidak akan percaya. Efek samping dari pengobatan yang dilakukan, yang memang terkadang lebih buruh daripada efek baik yang diberikan.

Related Posts