5 Penyebab Umum Impotensi
Impotensi adalah kondisi di mana seorang pria tidak bisa mencapai tahap ereksi atau ejakulasi saat melakukan hubungan seksual. Banyak faktor yang bisa memengaruhi seorang pria sehingga mengidap impotensi. Baik faktor fisik atau pun psikologis. Khususnya bila orang tersebut tidak bisa menjaga gaya hidupnya dengan baik, alias memiliki gaya hidup tidak sehat yang menyebabkan fisik atau pun psikisnya menjadi sakit atau terganggu. Berikut ini adalah 5 faktor umum yang menyebabkan impotensi.
1. Penyakit pada sistem endokrin
Sistem endokrin tubuh menghasilkan hormon yang mengatur metabolisme, fungsi seksual, reproduksi, suasana hati, dan banyak lagi. Diabetes adalah contoh dari penyakit endokrin yang dapat menyebabkan seseorang mengalami impotensi. Salah satu efek samping yang disebabkan diabetes adalah kerusakan saraf, yang kemudian salah satu akibatnya adalah pengaruh pada saraf di daerah penis. Saat saraf pada penis terganggu, tentu saja kemampuan penis untuk bereaksi terhadap rangsangan terganggu yang akhirnya bisa menyebabkan impotensi. Selain itu, diabetes juga bisa mengganggu aliran darah dan hormon, di mana keduanya juga bisa berkontribusi pada terjadinya impotensi.
2. Penyakit neurologis dan saraf
Beberapa kondisi neurologis dapat meningkatkan risiko impotensi. Kondisi saraf mempengaruhi kemampuan otak untuk berkomunikasi dengan sistem reproduksi. Untuk itu, saat kondisi saraf terganggu, proses komunikasi dengan otak pun akan terganggung. Hal ini juga terjadi pada proses ereksi. Saat saraf di daerah penis terganggu, dan rangsangan tidak sampai atau tidak direspon dengan baik oleh otak, maka tidak akan reaksi yang terjadi, atau tidak ada ereksi atau ejakulasi.
Penyakit neurologis terkait dengan impotensi meliputi:
• Alzheimer
• Parkinson
• Tumor otak atau tulang belakang
• Multiple sclerosis
• Pukulan parah pada kepala atau pusat saraf lainnya
• Epilepsi lobus temporalis
Orang-orang yang telah menjalani operasi kelenjar prostat juga dapat mengalami kerusakan saraf yang menyebabkan impotensi. Selain para atlet sepeda atau pengendara sepeda jarak jauh dengan intensitas yang tinggi, juga bisa mengalami impotensi sementara. Hal ini disebabkan oleh tekanan berulang yang dialami oleh saraf di sekitar penis dan selangkangan sehingga memengaruhi fungsi saraf.
3. Mengonsumsi obat tertentu
Minum obat tertentu dapat mempengaruhi aliran darah, yang kemudian dapat menyebabkan impotensi.
Contoh obat-obatan yang diketahui menyebabkan impotensi meliputi:
- Golongan Alpha-adrenergic blockers, termasuk tamsulosin (Flomax)
- Golongan Beta-blockers, seperti carvedilol (Coreg) dan metoprolol (Lopressor)
- Obat kemoterapi kanker, seperti cimetidine (Tagamet)
- Obat yang menekan sistem saraf pusat atau membuat lebih relax, seperti alprazolam (Xanax), diazepam (Valium), dan kodein (ditemukan di berbagai merek obat)
- Obat penstimulasi sistem saraf pusat, seperti kokain atau amfetamin
- Golongan Diuretik, seperti furosemide (Lasix) dan spironolactone (aldactone)
- Obat anxietas Golongan Selective Serotonin Reuptake Inhibitor atau SSRI (Prozac, Paxil)
- Hormon sintetis, seperti leuprolide (Eligard)
4. Kondisi jantung
Kondisi yang menyebabkan berkurangnya kemampuan jantung dalam memompa darah dapat meningkatkan risiko impotensi. Saat pompa darah oleh jantung terganggu, maka pasokan aliran darah ke daerah penis pun bisa jadi terganggung. Tanpa aliran darah yang cukup ke penis, seseorang tidak akan bisa mencapai ereksi. Salah satu kondisi ini dikenal dengan nama aterosklerisis, di mana pembuluh darah tersumbat sehingga menyebabkan impotensi. Selain penyakit jantung, kolesterol tinggi dan tekanan darah tinggi juga bisa meningkatkan risiko impotensi.
5. Faktor gaya hidup dan gangguan emosional atau psikologis
Untuk bisa mencapai eresksi, seorang pria harus melalui fase yang dikenal dengan fase kegembiaraan. Fase ini merupakan respon dari kondisi emosional yang dialami seseorang. Jadi jika kondisi emosional atau psikologis orang tersebut terganggu, seperti stres, kecemasan atau depresi, maka tentu saja kemampuan mereka untuk mencapai fase ini akan berkurang. Alhasil kemampuan mencapai ereksi pun otomatis berkurang.
Depresi adalah perasaan sedih, kehilangan harapan atau merasa tidak berdaya. Kelelahan yang berhubungan dengan depresi juga bisa menyebabkan impotensi. Orang yang mengalami gangguan kecemasan (anxietas) juga umumnya sulit untuk ereksi. Terkadang pria yang tidak bisa mencapai ereksi karena kecemasan, hanya mengalaminya saat berhubungan seks dengan seorang pasangan, namun bisa jadi mampu mendapatkan ereksi saat melakukan masturbasi. Hal ini dikarenakan pengaruh tingkat kecemasan yang muncul saat dia berhubungan seksual dengan pasangannnya.
Selain itu, mengonsumsi atau menyalahkan gunakan obat-obatan atau alkohol juga bisa menyebabkan seseorang menjadi impotensi karena sulit mencapai atau memertahankan ereksi. Jika mengalami hal ini, maka pemeriksaan pada dokter sangat dibutuhkan.