5 Hal yang Harus Diketahui tentang Jamur Kuku
Kulit dan kuku merupakan bagian dari tubuh yang sangat penting, khususnya untuk penampilan. Kulit dan kuku harus dirawat sehingga terhindar dari semua gejala kelainan kulit dan kuku.
Kuku yang sehat akan terlihat kuat, dan tidak rapuh. Pertumbuhan kuku normal rata-rata 2-3 mm per bulan pada kuku tangan dan 1 mm per bulan pada kuku kaki. Waktu yang diperlukan untuk mengganti satu kuku tangan adalah 100-180 hari (3-6 bulan) dan 12-18 bulan untuk satu kuku kaki. Maka, apabila suatu saat kita menemukan kuku kita rapuh, menipis atau menebal dan terjadi pada sebagian atau seluruh kuku, hati-hati, jangan-jangan kuku kita terkena jamur.
Jamur kuku terdapat di seluruh dunia, dan kejadiannya terus meningkat, dari 10% populasi di seluruh dunia 50%-nya merupakan kasus pada kelainan kuku dan 30%-nya adalah dari kasus infeksi jamur. Penyakit ini menyerang pria dan wanita serta seringkali penderita tidak mengobati penyakit ini dan mengabaikannya. Pada penelitian yang dilakukan di Inggris, sekitar 43 % dari penderita jamur di kuku tidak melakukan pengobatan.
Beberapa hal yang harus diketahui mengenai jamur kuku antara lain:
1. Dapat menyebabkan bentuk kuku tidak normal
Jamur pada kuku atau yang sering disebut dengan onikomikosis adalah kelainan yang sering terjadi pada kuku yang disebabkan oleh jamur jenis dermatofita. Selain disebabkan dermatofita, dapat pula disebabkan oleh mold (nondermatofita), candida. Jamur kuku bisanya tidak menyebabkan nyeri, namun lama kelamaan dapat menyebabkan rasa nyeri, tidak nyaman, dan bentuk kuku yang tidak normal. Bentuk kuku yang tidak normal inilah yang sering dikeluhkan oleh penderita yang terkena jamur di kukunya, sebagai alasan kosmetik.
2. Risiko untuk orang berdaya tahan tubuh rendah
Beberapa orang memiliki risiko untuk terkena jamur kuku ini, yaitu mereka yang dalam keluarga memiliki riwayat terkena jamur kuku, usia yang meningkat, kurangnya menjaga kebersihan kaki, bekerja di daerah dengan kelembaban tinggi, pernah terkena kecelakaan yang mengenai kuku, penurunan daya tahan tubuh (HIV atau obat), pemakaian sendal/sepatu yang ventilasinya kurang baik, dan diabetes.
Mereka yang memiliki faktor risiko ini lebih mudah terkena jamur kuku. Jamur di kuku lebih sering terjadi pada usia tua karena menurunnya sirkulasi darah tepi, menurunnya kemampuan untuk menjaga kebersihan, pemakaian antibiotik dalam jangka waktu yang lama, dan menurunnya daya tahan tubuh.
3. Terjadi perubahan warna kuku
Gejala jamur kuku adalah kuku jari kaki atau tangan akan terlihat perubahan warna dan perubahan bentuk dari kuku. Warna kuku akan berubah menjadi kuning, coklat, atau tampak bercak-bercak putih pada kuku. Bentuk kuku juga akan berubah. Kuku akan terlihat menjadi lebih tipis atau menjadi lebih tebal dan rapuh, sehingga mudah rusak dan patah.
4. Lebih sulit diobati dari jamur kulit
Penanganan jamur kuku lebih sulit dibandingkan dengan jamur pada kulit. 1 dari 5 kasus jamur kuku tidak memberikan hasil terapi yang signifikan, meskipun obat-obat anti jamur berkembang dengan pesat. Adanya penyakit lain seperti psoriasis yang memiliki gejala, pertumbuhan kuku yang lambat serta ketebalan kuku berpengaruh terhadap penanganan jamur kuku ini.
5. Perlu ada pemeriksaan terakhir
Seorang penderita jamur kuku yang telah diberikan pengobatan dikatakan telah sembuh apabila pada pemeriksaan langsung dengan cairan KOH yang dicampur dengan zat pewarna, hasilnya negatif tidak ada jamur (hifa non viable) atau bila masih positif pengobatan dapat dilanjutkan. Selain itu, pada pemeriksaan kultur, tidak ditemukan adanya jamur.
Apabila kita menemukan adanya perubahan warna atau bentuk dari kuku jari kaki atau jari tangan kita, maka hendaklah segera periksakan ke dokter untuk mengetahui penyebab dan penanganan lebih lanjut. Penanganan yang berkesinambungan dapat menentukan kesembuhan penyakit ini. Pilihlah sepatu yang tidak lembab dan hindari pemakaian kaos kaki pada saat kaki masih basah, selalu jaga kebersihan kaki kita agar terhindar dari penyakit ini.