Minggu, 15 Mei 2022

5 Fakta dan Mitos Tentang Selulit

Selulit memang sering kali jadi momok yang menakutkan bagi perempuan karena terlihat kurang menarik sehingga membuat kurang percaya diri. Berbagai cara pun sering dilakukan untuk bisa menghilangkan selulit. Termasuk dengan memakai berbagai krim atau obat. Namun, di balik itu banyak sekali mitos yang beredar tentang selulit ini yang sering kali tidak benar.

Berikut ini adalah mitos dan fakta tentang selulit yang penting untuk diketahui oleh para perempuan:

 

Fakta tentang selulit

 

Fakta 1: Perempuan cenderung punya selulit lebih banyak dari laki-laki

Perempuan cenderung memiliki lebih banyak lemak di bagian pinggul, bokong dan paha daripada laki-laki. Perempuan juga memiliki jaringan ikat yang lebih sedikit dan lebih lemah untuk menopangnya. Hal ini yang menyebabkan selulit lebih banyak muncul pada perempuan daripada laki-laki.

Meski begitu, laki-laki juga bisa memiliki selulit dan tidak jarang terjadi. Selain itu hormon estrogen pada perempuan cenderung menimbulkan lemak sedangkan hormon testosteron pada laki-laki cenderung membakar lemak.

 

Fakta 2: Selulit bertambah banyak seiring bertambahnya usia

Hormon juga jadi salah satu faktor penyebab munculnya selulit. Saat seorang perempuan bertambah tua, tubuhnya memproduksi hormon estrogen yang lebih sedikit. Padahal estrogen sendiri adalah hormon yang menjaga pembuluh darah mengalir dengan lancar. Kekurangan estrogen dapat membuat sirkulasi darah dalam pembuluh jadi terhambat yang selanjutnya berarti juga menurunkan produksi kolagen dan pengahancuran jaringan ikat yang sudah tua. Tapi perlu diketahui juga bahwa selulit bisa dimiliki oleh semua usia, bahkan ketika masih remaja.

Fakta 3: Selulit bisa juga bawaan genetik

Memang benar bahwa selulit bisa jadi bawaan genetik di keluarga kita. Jika ibu atau nenek kita memiliki banyak selulit, kita memang jadi punya kesempatan lebih besar untuk berselulit juga. Namun faktor genetik ini sebenarnya hanya menjadi faktor penyebab yang kecil saja. Faktor lainnya seperti kebiasaan makan yang kurang sehat, kurang berolahraga, hormon dan stres, menjadi faktor penentu yang lebih besar.

 

Fakta 4: Berolahraga secara teratur bisa mengurangi selulit

Berolahraga secara teratur memang tidak bisa menghilangkan selulit seratus persen, tapi bisa mencegah bahkan menyamarkan penampakannya. Selulit terjadi saat jaringan ikat di bawah kulit rusak atau kehilangan elastisitasnya. Untuk mengencangkan bagian tersebut (dengan berolahraga) sekaligus membakar lemak di bawahnya, bisa membantu menyamarkan selulit. Karena otot dan kulit menjadi lebih kencang sekaligus melancarkan peredaran darah. Khususnya olahraga yang mengencangkan bokong, paha, betis dan lengan bagian atas, yang umumnya jadi tempat timbulnya selulit.

 

Fakta 5: Makanan tertentu bisa membantu mengurangi selulit

Seperti yang sudah dijelaskan, bahwa salah satu penyebab selulit adalah menu makanan yang kurang sehat. Untuk itu memilih menu makanan yang seimbang bisa sangat memengaruhi kemunculan selulit pada tubuh. Lebih penting lagi adalah untuk selalu terhidrasi. Untuk itu perbanyaklah mengonsumsi makanan yang mengandung banyak air, karena bisa membantu jaringan ikat menjadi lebih kuat dan fleksibel, bahkan mungin membantu menurutkan berat badan.

Jenis makanan yang mengandung banyak air di antaranya mentimun, tomat dan lobak. Tentunya untuk mentimun dan tomat akan jauh lebih baik jika dikonsumsi dalam keadaan segar.

Mitos tentang selulit

 

Mitos 1: Selulit hanya terjadi pada orang yang kelebihan berat badan

Memiliki berat badan berlebih atau badan yang gemuk memang cenderung membuat selulit jadi lebih tampak atau terlihat. Semakin banyak lemak di bawah kulit, semakin banyak tekanan yang terjadi pada jaringan ikat sehingga menyebabkan tonjolan (gari-garis selulit) pada bagian-bagian yang lebih lemah. Tapi sebenarnya selulit bisa terjadi pada siapa saja dengan ukuran tubuh apa saja, termasuk yang kurus. Bahkan para model bertubuh kurus dan jenjang sekali pun.

 

Mitos 2: Selulit hanyalah masalah kelebihan lemak

Selulit justru lebih disebakan oleh struktur pada kulit kita. Terlepas dari berat badan atau lemak yang kita miliki, ada lapisan-lapisan lemak pelindung di antara permukaan kulit dengan otot-otot di tubuh kita. Lapisan-lapisan lemak ini dilindungi oleh jaringan ikat yang menjadi penghubung antara otot dan kulit untuk menjaga lemak tetap terlidung agar (kulit) terlihat lembut dan mulus dari luar. Faktor usia, hormon, stres, dan perubahan berat badan melemahkan jaringan ikat ini, sel-sel lemak bisa ke luar dan akhirnya terlihat menonjol di kulit sehingga kulit telihat jadi tidak rata atau bergaris-garis (selulit).

Mitos 3: Selulit disebabkan oleh racun dalam tubuh, detoks bisa menghilangkannya

Mungkin kita penah menemukan beberapa produk anti selulit yang mengatakan bisa menghilangkan selulit dengan mengeluakan racun dari tubuh kita (detoks). Namun seperti yang sudah dijelaskan pada poin sebelumnya bahwa selulit tidaklah disebabkan oleh racun dalam tubuh, sehingga melakukan detoks atau mengonsumsi anti oksidan saja tidak bisa menghilangkan selulit. Dibutuhkan olahraga teratur dan diet yang sehat secara konsisten untuk bisa mengurangi selulit.

Mitos 4: Turun berat badan bisa menghilangkan selulit

Hanya turun berat badan tidak akan bisa menghilangkan selulit. Justru turun berat badan tanpa melakuan olahraga yang dapat mengencangkan kulit dan otot akan membuat selulit telihat lebih menonjol. Jadi jika ingin selulit terlihat berkurang, turun berat badan atau diet saja tidak cukup. Harus diiringi dengan olahraga teratur agar jaringan ikat di bawah kulit mengencang dan otot pun terbentuk.

 

Mitos 5: Krim dan lotion anti selulit bisa benar-benar menghilangkan selulit

Tidak pernah ada penelitian yang benar-benar bisa membuktikan kalau krim atau lotion saja bisa benar-benar menghilangkan selulit. Krim penghilang selulit ini umumnya mengandung kafein dan antioksidan, yang memang bila dipakai bisa lebih mengencangkan kulit, namun hanya dalam waktu singkat saat kita mengaplikasikannya atau tidak berefek selamanya.

Meski begitu beberapa penelitian sempat membuktikan kalau krim yang mengandung bahan retinol bisa memberikan efek mengurangi selulit yang lebih nyata namun tetap bersifat temporer (tapi lebih lama dari sekedar kafein atau antioksidan), karena bisa menghasilkan kulit yang lebih kencang sehingga menutupi selulit. Pada intinya semua krim ini hanya bersifat sementara dan butuh waktu yang sangat lama untuk melihat hasilnya.

Related Posts